mari berbagi cerita dan mimpi masa kecil kita...

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Translate

Nasihat Bapak

Tiga anak laki-laki tampak sedang belajar bersama di taman komplek. Mereka berkumpul di bawah pohon yang paling rindang. Rudi berbaring telungkup,sambil membaca buku PKN, Boby duduk bersandar ke batang pohon, sambil mengerjakan soal IPA, Ahmad duduk mengerjakan soal Matematika.
“Assalamu’alaikum,” sapa sebuah suara.
“Wa’alaikum salam.” Rudi, Boby, dan Ahmad membalas salam serempak sambil mengangkat wajah. Ari, berdiri di hadapan mereka.
“Maaf terlambat. Aku menunggu ayahku berangkat dulu,” jelas Ari. Dia takut teman-temannya marah.
“Oh, nggak apa-apa, Ri. Ditugaskan ke mana ayahmu?” tanya Rudi.
“Kali ini berat, Rud, ayahku lolos seleksi Pasukan Garuda, dan ditugaskan di daerah perbatasan Palestina.” Suara Ari terdengar sendu.
“Sabar, Ri. Doakan ayahmu supaya selalu diberi keselamatan,” sahut Boby.
“Iya, Ri. Aku juga sering kangen Ayah. Tapi dia sering meneleponku dan Ibu. Sekali-sekali, Ayah juga mengirimkan makanan dan mainan untukku,” kata Rudi.
“Betul, Ri. Meskipun papaku jauh di Papua, komunikasi kami tetap lancar. Ayah sering mengirimkan baju untukku,” timpal Boby.
“Ehm…,” Ahmad berdehem.
Rudi, Boby, dan Ari menoleh. Mereka terlalu asyik membicarakan ayah mereka, sampai lupa kalau Ahmad ada di situ.
“Eh, Mad… uh… eh…,” Ari salah tingkah sendiri. Rudi yang cepat tanggap.
“Mad, kami minta maaf. Kami asyik membicarakan ayah-ayah kami. Tapi, kami nggak bermaksud membuatmu sedih,” kata Rudi. 
Ahmad tersenyum. Dia memang anak yatim. Ayahnya gugur ketika sedang bertugas menertibkan kerusuhan di Maluku.
“Nggak apa-apa,” ucap Ahmad.
“Mad, tapi… kamu masih suka kangen nggak sama ayahmu?” tanya Boby.
“Hush, Boby, kamu…,” cetus Ari.
“Nggak apa-apa, Ri,” potong Ahmad. Dia memang anak yang tabah. 
 “Ya, masih lah. Aku masih sering kangen Bapak,” ucap Ahmad.
“Terus kalau kamu lagi kangen sama ayahmu, gimana?” tanya Rudi.
Ahmad mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ranselnya.
“Ini obat kangenku pada Bapak,” ujar Ahmad.
“Kok, quran, Mad. Eh, itu quran dari Syaamil Quran, kan? Aku juga punya di rumah,” kata Ari.
“Iya, dalam quran ini ada surat Luqman. Surat itu berisi nasihat seorang ayah kepada anaknya,” kata Ahmad. “Setiap kali aku kangen Bapak, aku baca surat itu dan berkhayal Bapak sendiri yang berbicara padaku,” sambung Ahmad dengan suara bergetar.
Ketiga temannya terdiam. Sepertinya mereka turut merasa haru seperti Ahmad.
“Ah, kenapa jadi melow begini, sih,” gelak Ahmad sambil mengusap matanya yang berkaca-kaca. “Kalian beruntung masih memiliki ayah. Sayangi ayah kalian, ya,” kata Ahmad.
Rudi, Boby, dan Ari menghela napas bersamaan.
“Ayo, kita lanjutkan belajar!” ajak Ahmad.
Keempat sahabat itu kembali tekun dengan buku pelajaran masing-masing.

Leave a Reply